Bismillahirrahmanirrahim..
Tak sedikit wanita yang mempertanyakan,mengapa Allah tak menyamakan Laki-laki dengan wanita ? Kenapa tidak adil pada wanita ?? kenapa begini dan begitu ?? Kami sebagai wanita ingin sekali ada kesetaraan gender, makanya kami perjuangkan Emansipasi.
Tidak saudariku..Allah Maha Adil, Allah Maha Pengasih. Bagaimana mungkin engaku kerap kali berpikiran Allah tak adil padamu, sedangkan engkau begitu di muliakan Allah.
1 . Wanita harus berjilbab,laki-laki Tidak.
Alasan ini sering kali terdengar sebagai ketidak adilan Allah terhadap wanita. Ini di karenakan aurat wanita seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan,sedangkan laki-laki dari pusar sampai lutut.
Justru ini lah kemuliaan engkau sebagai muslimah. Allah memuliakanmu dengan jilbab agar engkau kehormatanmu terlindungi. Karna syetan ada di seluruh tubuh mu apabila di pandang laki-laki. Apakah engkau bangga apabila ada laki-laki yang memandangmu dengan nafsu ??
"Ketika perempuan menghadap ke depan (datang) maka syetan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang melihatnya, dan ketika perempuan itu menghadap ke belakang (pergi) syetan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang melihatnya. ( Al-Qurthubi ).
Tapi sungguh,kemuliaanmu justru ketika engkau menutup auratmu, sehingga Rasulullah menganggapmu sebagai perhiasan dunia.
" Dunia itu perhiasaan, sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholehah " ( Hr Muslim )
Percayalah bahwa Allah sangat adil terhadapmu lewat jilbabmu,karena Dia sangat memuliakanmu.
2. Wanita wajib mentaati suami, tapi tidak sebaliknya.
Wanita adalah tulang rusuk yang bengkok yang sulit di kendalikan. Bila dipaksa untuk menjadikannya lurus maka dia akan menjadi patah,sedangkan bila di biarkan tetap bengkok,dia akan sulit untuk di beri pemahaman.
Dari sinilah engkau harus paham,bahwa dalam dirimu mengandung kelemahan karna dirimu sering kali lebih menggunakan perasaanmu dari pada akalmu. Engkau pasti paham,bahwa wanita lebih "cerewet " di bandingkan laki-laki,ini karena engkau selalu terbawa perasaan. Sedangkan laki- laki lebih mampu mengendalikan perasaannya sehingga mereka bisa melihat setiap masalah bukan dengan perasaan tapi dengan akal.
Bila laki-laki di tuntut menuruti mu bisa terjadi kedzaliman dalam kehidupan rumah tanggamu, karena engkau sering kali tak mampu mengendalikan nafsu mu. Karena itulah fitrah seorang wanita.
3. Wanita melahirkan dan menyusui, laki-laki tidak.
Sadarkah kita bahwa kenikmatan ketika engkau mengandung akan engkau rasakan saat engkau melahirkan, karena kata Rasulullah Alaihi Wasallam, jihadnya wanita ada saat dia sedang melahirkan, ketika dia meninggal saat melahirkan maka syahid lah yang akan dia terima.
“Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah syahid, mati tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung (semacam liver) adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai, juga Ibnu Majah. Berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits shahih).
Apakah kau tak merindukan syahid ketika kau melahirkan,lantas mengapa kau masih mepertanyakan keadilan ??
"Tidak ada susu yang lebih baik (unggul) daripada air susu ibunya (ASI)". (HR. Ar-Ridha)
Dalam setiap tetes air susu ibu ada sebuah kebaikan,maka tentu saja dalam sebuah kebaikan ada ganjaran pahala, bayangkan bila air susu itu mengalir selama 2 tahun, jadi mengapa engkau masih berpikir Allah tak adil padamu ??
4. Wanita Rumah Tangga.
Wanita hanya sebagai pengurus rumah tangga saja, sedangkan laki-laki tidak. Tidak seperti itu, laki-laki pun bertanggung jawab terhadap rumah tangganya. Justru peran kuat kau sebagai wanita menjadikan titik berat suami ada padamu, setiap kali suami pulang kerumah, kau melayani suamimu dengan baik. Maka jelaslah, kebaikanmu ada pada kesenangan suamimu. Sedangkan suami/ laki-laki menunaikan kewajibannya mencari nafkah.
Sedangkan terhadap anak-anakmu,kau adalah tempat mereka belajar. Sungguh darimu lah mereka mengenal islam dengan sempurna. Maka dakwahmu ada pada anak-anakmu. Tak perlu jauh-jauh kau keluar rumah untuk mewujudkan amal-amal mu. Hanya dengan di rumah saja, kau sudah mendapatkan kebaikan dan tentu ada ganjaran atas setiap kebaikanmu. Bahkan ingatkah kau, bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu.
5. Wanita tidak bisa jadi pemimpin.
Engkau merasa tersisihkan karena engkau tak bisa menjadi pemimpin layaknya laki-laki, tapi sadarkah kau bahwa dirimu itu lebih pantas di perlakukan bagaikan mutiara terindah, yang tersimpan di tempat aman karena aurat yang terpancar darimu adalah godaan bagi laki-laki. Mungkin saja ketika kau menjadi pemimpin, bukan karena kesolidanmu sebagai pemimpin yang membuat mereka mempercayaimu, tapi karena nafsu syetan yang membawa mereka mendekatimu.
Bahkan Rasul menjelaskan bahwa wanita itu kurang akal dan agamanya,jadi akan sulit ketika engkau menjadi seorang pemimpin namun engkau terlalu lemah.
“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita.” (HR. Bukhari no. 304)
Yang di maksud "Kurang akal " dari hadits ini adalah karena wanita harus selalu di temani dengan wanita lain, jika ada persaksian maka 2 wanita sama dengan 1 laki-laki. Sedangkan "kurangnya agamanya" bahwa wanita mengalami haid, sedangkan ketika wanita haid seringkali terbawa perasaan dari pada akalnya.
6. Wanita dalam warisan.
Bahwa laki-laki mendapatkan dua kali lipat bagian waris daripada seorang wanita sebagimana yang tertera dalam surat AnNisa. Ini menjadi polemik tersendiri antara pribadi wanita yang memandang harta menjadi sebuah keindahan.
Tapi tahu kah engkau mengapa Allah menjadikan syariat seperti ini,justru di sini lah letak keadilan Allah. Ini lah jawaban atas keadilan Allah terhadap kaum hawa.
a. Kaum wanita selalu harus terpenuhi kebutuhan dan keperluannya, dan dalam hal nafkahnya kaum wanita wajib diberi oleh ayahnya, saudara laki-lakinya, anaknya, atau siapa saja yang mampu di antara kaum laki-laki kerabatnya.
b. Kaum wanita tidak diwajibkan memberi nafkah kepada siapa pun di dunia ini. Sebaliknya, kaum lelakilah yang mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah kepada keluarga dan kerabatnya, serta siapa saja yang diwajibkan atasnya untuk memberi nafkah dari kerabatnya.
c. Nafkah (pengeluaran) kaum laki-laki jauh lebih besar dibandingkan kaum wanita. Dengan demikian, kebutuhan kaum laki-laki untuk mendapatkan dan memiliki harta jauh lebih besar dan banyak dibandingkan kaum wanita.
d. Kaum laki-laki diwajibkan untuk membayar mahar kepada istrinya, menyediakan tempat tinggal baginya, memberinya makan, minum, dan sandang. Dan ketika telah dikaruniai anak, ia berkewajiban untuk memberinya sandang, pangan, dan papan.
e. Kebutuhan pendidikan anak, pengobatan jika anak sakit (termasuk istri) dan lainnya, seluruhnya dibebankan hanya pada pundak kaum laki-laki. Sementara kaum wanita tidaklah demikian.
Bagaimana mungkin kau meminta hak lebih sedangkan semua harta waris yang didapatkan laki-laki justru di pakai juga untuk kebutuhan istrinya, sedangkan seorang wanita yang mendapatkan bagian waris tidak di berikan kepada suami, tapi buat dirinya sendiri, kecuali wanita itu mau membaginya pada suaminya ataupun pada yang lain.
7. Wanita tidak ikut perang (jihad ), sedangkan laki-laki di wajibkan.
Mungkin pernah terpikir olehmu, mereka, kaum Adam berhak bahkan kemungkinan syahid lebih besar ketika mereka berperang, sehingga mereka dapat janji surga. Sedangkan kau tahu wanita tak ada janji syahid dalam perang, lantas di manakah letak keadilan itu.
Renungkanlah sahabat,
Asma’ binti Yazid bertanya kepada Rasulullah saw. atas nama wanita, “Ketika mereka (kaum laki-laki) pergi berjihad, kami berada di samping kiri rumah untuk melindungi perbekalan mereka dan tinggal di rumah untuk mengurusi keluarga. Apakah kami tidak juga berhak mendapat pahala yang sama dari Allah?” Rasulullah saw. menjawab, “Tolong, pergilah dan katakan kepada para wanita yang kamu wakili bahwa dengan melakukan kewajibanmu kepada suamimu dengan cara yang baik, menjaga apa saja yang akan membuatnya senang dan mengikuti mereka dengan setia, maka kamu akan mendapatkan keridhaan Allah yang besar dan Dia akan memberikan kepadamu pahala yang sama sebagaimana pahala yang telah dijanjikan kepada laki-laki.”
Sungguh,engkau telah berjihad atas baktimu pada suamimu, lantas mengapa kau pertanyakan lagi perjuanganmu disisi suami mu atas nama Allah.
Saudariku, Apakah kau akan tetap berkata " Kau tak adil pada wanita yaa Robb !! ?? Sedangkan kau tahu janji-janji Allah terhadapmu adalah benar adanya. Apakah kau tetap akan ingkari janji-janji Allah atas nama kesetaraan gender atau emansipasi?? Sedangkan Allah sangat memuliakanmu disisi-Nya.
Nikmat Robb mu yang manakah yang hendak kau dustakan ???
Wallahu'alam bi Shawwab.
Sumber :www.bukanmuslimahbiasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar